Rabu, 17 Mei 2017

Inilah Bonus Ramadhan!



Watak manusia memang mencintai materi (QS Ali Imran: 14). Walaupun kesenangan materi adalah palsu dan menipu  (QS Ali Imran: 185, al-Hadid: 20)). Dan, jika dia tenggelam dalam kemateriannya maka posisinya bisa lebih rendah dari binatang. (QS al A’raf 179).
Memang, manusia harus seimbang antara materi dan rohani. Namun, orang yang bisa melepaskan diri dari kekuasaan kemateriannya, akan naik ke derajat malaikat. Saat orang berpuasa, berusaha untuk meninggalkan kemateriannya dan menuju alam malakut. Sehingga, Allah menyanjungnya dalam hadis Qudsi yang artinya:  “Setiap amalan anak cucu Adam adalah baginya kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku dan Aku akan langsung membalasnya. Puasa adalah perisai, jika salah seorang berpuasa jangan berkata kotor dan jangan bertengkar. Bila dihina seorang atau diajak duel, hendaknya menjawab: aku sedang puasa …” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).
Itulah bonus bagi orang yang puasa Ramadhan. Agar manusia yang materialis ini bisa tawazun (seimbang), Allah memberi motivasi dengan berbagai cara. Sebagai makhluk ekonom, ia tertarik dengan segala bentuk transaksi yang menguntungkan. Untuk itu, Alquran banyak menggunakan istilah ekonomi, seperti istilah transaksi (as-Shaf: 10), rugi dan timbangan (ar-Rahman: 9), dan lainnya.
Supaya umat Islam di bulan Ramadhan mencapai puncak dalam ibadah maka Allah menyediakan beragam bonus. Rasulullah SAW bersabda, “Umatku diberi lima keistimewaan pada bulan Ramadhan yang tidak diberikan kepada umat sebelum mereka:  Bau mulutnya orang-orang puasa lebih wangi di sisi Allah dibandingkan bau minyak kasturi, setiap hari malaikat memintakan ampunan bagi mereka saat berpuasa sampai berbuka, Allah menghiasi surga untuk mereka kemudian berfirman, “Hamba-hamba-Ku yang saleh tengah melepaskan beban dan kesulitan maka berhiaslah, setan-setan dibelenggu sehingga tidak bisa menggoda dan orang-orang puasa diampuni dosa-dosa mereka pada malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR Ahmad, al-Bazzar, al-Baihaqi).
Selain itu, pada malam pertama Ramadhan setan dibelenggu, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan penyeru dari langi memanggil, “Wahai pencari kebaikan, songsonglah dan wahai pencari kejahatan berhentilah! Dan, Allah membebaskan banyak manusia dari neraka setiap malam Ramadhan.”
Orang yang berpuasa diberi keistimewan dengan dua kebahagiaan, yakni kebahagiaan saat berbuka dan saat bertemu dengan Allah di surga. Di surga ada pintu yang disiapkan untuk orang puasa, yaitu pintu ar-rayyan. Bila para shoimin di dunia telah masuk, semua pintu ditutup dan tidak ada yang masuk lagi selain mereka.
Lebih dari itu, di bulan suci ini, Allah menyediakan satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Barang siapa yang tidak mendapat kebaikan malam itu sungguh dia termasuk orang celaka. Demikian besar bonus yang disediakan Allah pada setiap Ramadhan. Tidak cukupkah bagi kita untuk bermujahadah dalam beribadah demi menyongsong keutamaannya? Boleh jadi di antara kita, ada yang tidak bertemu kembali dengan bonus-bonus RAMADHAN.

Sempurnakan Ramadhan dengan Iktikaf


Ramadhan tinggal beberapahari lagi. Sudahkah kita jadikan momentum istimewa ini sebagai media untuk benar-benar meraih predikat taqwa? Hari terakhir Ramadhan bukanlah saat untuk semata-mata mempersiapkan Lebaran, bekerja kian giat agar bisa belanja pakaian dan makanan, sampai-sampai meninggalkan ibadah iktikaf.
Bagi orang yang benar-benar merasa terpanggil oleh Allah SWT, tentu ia akan jadikan Ramadhan ini benar-benar berarti dalam hidupnya. Ia akan berusaha semaksimal mungkin meraih keridaan Allah SWT. Satu upaya yang harus dilakukan dengan penuh keimanan dan penuh semangat di bulan suci ini ialah iktikaf, terkhusus pada sepuluh hari terakhir. Di penghujung ayat tentang Ramadhan (QS 2: 187), Allah menyebut tentang iktikaf. Ini mengindikasikan bahwa iktikaf adalah hal penting untuk diutamakan seorang Muslim di bulan Ramadhan.
Selain itu, Rasulullah SAW tidak pernah melewatkan momentum Ramadhan untuk iktikaf. Bahkan, pada tahun di mana Beliau meninggalkan umatnya untuk selamalamanya. “Nabi dahulu iktikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, hingga Beliau diwafatkan Allah SWT, kemudian istri-istrinya iktikaf setelahnya.” (HR Bukhari).
Secara bahasa iktikaf berarti menetapi sesuatu dan menahan diri agar senantiasa tetap berada padanya, baik hal itu berupa kebajikan maupun keburukan.
Sementara secara istilah iktikaf bermakna menetapnya seorang Muslim di dalam masjid untuk melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT.
Secara historis, iktikaf dalam praktiknya juga dilakukan oleh Nabi dan umat sebelum Rasulullah SAW. Kisah ini terdapat dalam firman-Nya: “Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk, dan yang sujud.” (QS 2: 125).
Iktikaf akan membantu seorang Muslim mencapai derajat takwa dengan lebih sempurna. Sebab, dengan iktikaf, dia akan senantiasa terdorong untuk melakukan ibadahibadah dengan penuh kekhusyukan. Situasi demikian tentu akan mendorong terjadinya peningkatan kualitas iman dan takwa.
Orang yang iktikaf akan terbantu untuk melakukan shalat berjamaah tepat waktu, shalat tarawih, shalat tahajud, shalat sunah, membaca Alquran, tafakur, zikir, dan beragam bentuk ibadah lainnya. Dengan cara demikian, insya Allah orang yang beriktikaf akan terbantu untuk mendapatkan malam lailatul qadar.
Iktikaf tidak saja mendorong kesa daran untuk melakukan ba nyak ibadah, tetapi juga kesadaran untuk mencintai masjid. Kecintaan kepada masjid adalah salah satu ciri seorang yang ber iman kepada Allah dan hari akhir.
Allah berfirman, Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 9: 18).
Jadi, marilah kita laksanakan iktikaf dengan penuh kesungguhan.

Keutamaan 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan


Bulan Ramadhan merupakan bulan yang agung, bulan yang selalu dijadikan momentum untuk meningkatkan kebaikan, ketakwaan serta menjadi ladang amal bagi orang-orang yang shaleh dan beriman kepada Allah SwT.
Tidak terasa, Ramadhan tahun ini sudah mendekati akhir karena telah telah memasuki 10 hari terakhir. Sebagian ulama kita membagi fase bulan Ramadhan dengan tiga bagian. Fase pertama, yaitu 10 hari pertama adalah sebagai fase rahmat, 10 hari kedua atau pertengahan adalah fase maghfiroh, serta fase ketiga atau 10 hari terakhir adalah fase pembebasan dari api neraka. Maka saat ini kita berada dalam fase ketiga, yaitu fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Salman al- farisi, “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”
Rasulullah Muhammad Saw, yang merupakan manusia terpilih dan suri tauladan terbaik bagi kita, jika Ramadhan memasuki 10 hari terakhir, maka beliau semakin memaksimalkan diri dalam beribadah. Beliau menghidupkan malam harinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SwT, bahkan beliau membangunkan keluarganya agar turut beribadah. Dari Aisyah r.a., ia menceritakan tentang keadaan Nabi Saw ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, “Beliau jika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupakn malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari).
Rasulullah Saw sangat memerhatikan 10 hari terakhir bulan Ramadhan karena di dalamnya begitu banyak keutamaan yang bisa didapatkan pada waktu-waktu tersebut. Beberapa di antaranya: Pertama, sebagaimana sudah lazim kita pahami bahwa sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan adalah turunnya lailatul qadr. Malam yang sangat dinantikan untuk didapatkan oleh orang-orang yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan pengharapan ridha Allah SwT, karena pada malam tersebut siapa saja yang beribadah kepada Allah SwT dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah SwT maka nilai ibadahnya sama dengan bernilai ibadah selama 1000 bulan yang juga berarti sama dengan 83 tahun 4 bulan. Sebagaimana firman Allah SwT dalam surat Al-Qadr ayat 3: “Lailatul Qdr itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3).
Tentunya dengan mendapatkan lailatul qadradalah suatu hal yang sangat membahagiakan bagi orang yang beriman yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan kepada Allah SwT. oleh karenanya, pada hari 10 terakhir ini tidak sedikit dari kaum muslimin yang melakukan i’tikaf di masjid agar rangkaian ibadah yang dilaksanakan, shalat malam, tadarus Al-Qur’an, berdzikir dan amalan-amalan lainnya dapat dilaksanakan dengan khusyuk, tentunya dengan tujuan lailatul qadr dapat diraih. Pada malam tersebut keberkahan Allah swT melimpah ruah, banyaknya malaikat yang turun pada malam tersebut, termasuk Jibril a.s. Allah SwT berfirman: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr; 5).
Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw juga menyebutkan tentang keutamaan melakukan qiyamullail di malam tersebut. Beliau bersabda. “Barangsiapa melakukan shalat malam pada lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keutamaan kedua adalah sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap insan manusia yang beriman kepada Allah SwT mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan berupaya dengan semaksimal mungkin mengerahkan segala daya dan upayanya untuk meningkatkan ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Karena amal perbuatan itu tergantung pada penutupnya atau akhirnya.
Rasullah Saw bersabda: “Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu kelak.”
Dengan demikian mari kita maksimalkan sisa-sisa bulan Ramadhan ini dengan meningkatkan amaliyah ibadah kita kepada Allah SwT dengan qiyamullail(menghidupkan malam) pada bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam penghujung bulkan ini. Semoga kita mendapatkan segala limpahan kemuliaan dari Allah SwT.

Trigonometri



Gambar terkait 
 
 (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut danmetro = mengukur) adalah sebuah cabangmatematika yang berhadapan dengan sudutsegitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus,cosinus, dan tangen. Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri.

Sejarah awal

Awal trigonometri dapat dilacak hingga zamanMesir Kuno dan Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitungastronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunyaVedangaJyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India.
Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk menyelesaikan segitiga.
Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut.
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskusmenerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggrisdan Perancis.

Konsep

Dasar dari Trigonometri adalah Konsep kesebangunan segitiga siku-siku. Sisi-sisi yang bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun memiliki perbandingan yang sama. Pada geometri Euclid, jika masing-masing sudut pada dua segitiga memiliki besar yang sama, maka kedua segitiga itu pasti sebangun.[1] Hal ini adalah dasar untuk perbandingan trigonometri sudut lancip. Konsep ini lalu dikembangkan lagi untuk sudut-sudut non lancip (lebih dari 90 derajat dan kurang dari nol derajat).

Kegunaan

Ada banyak aplikasi trigonometri. Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomiuntuk menghitung jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem navigasi satelit.
Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk astronomi (dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musikakustik,optik, analisis pasar finansial, elektronikteori probabilitasstatistikabiologi, pencitraan medis/medical imaging (CAT scan dan ultrasound),farmasikimiateori angka (dan termasukkriptologi), seismologimeteorologioseanografi, berbagai cabang dalam ilmu fisikasurvei darat dangeodesiarsitekturfonetikaekonomiteknik listrik,teknik mekanikteknik sipilgrafik komputer,kartografikristalografi.
Ada pengembangan modern trigonometri yang melibatkan "penyebaran" dan "quadrance", bukan sudut dan panjang. Pendekatan baru ini disebuttrigonometri rasional dan merupakan hasil kerja dari Dr. Norman Wildberger dari Universitas New South Wales. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di situs webnya [1].

Hubungan fungsi trigonometri

TrigonometryTriangle.svg
 Fungsi dasar:
sin A = \frac{a}{c}
cos A = \frac{b}{c}
tan A = \frac{sin A}{cos A} = \frac{a}{b}
cot A = \frac{1}{tan A} = \frac{cos A}{sin A} = \frac{b}{a}
sec A = \frac{1}{cos A} = \frac{c}{b}
csc A = \frac{1}{sin A} = \frac{c}{a}

Identitas trigonometri

sin^2 A + cos^2 A = 1
1 + tan^2 A = \frac{1}{cos^2 A} = sec^2 A
1 + cot^2 A = \frac{1}{sin^2 A} = csc^2 A

Rumus jumlah dan selisih sudut

sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
sin (A - B) = sin A cos B - cos A sin B
cos (A + B) = cos A cos B - sin A sin B
cos (A - B) = cos A cos B + sin A sin B
tan (A + B) = \frac{tan A + tan B}{1 - tan A tan B}

Rumus perkalian trigonometri

2 sin A cos B = sin (A + B) + sin (A - B)
2 cos A sin B = sin (A + B) - sin (A - B)
2 cos A cos B = cos (A + B) + cos (A - B)
2 sin A sin B = - cos (A + B) + cos (A - B)

Rumus jumlah dan selisih trigonometri

sin A + sin B = 2 sin \frac{1}{2} (A + B) cos \frac{1}{2} (A - B)
sin A - sin B = 2 cos \frac{1}{2} (A + B) sin \frac{1}{2} (A - B)
cos A + cos B = 2 cos \frac{1}{2} (A + B) cos \frac{1}{2} (A - B)
cos A -  cos B = - 2 sin \frac{1}{2} (A + B) sin \frac{1}{2} (A - B)

Rumus sudut rangkap dua

sin 2A = 2 sin A cos A
cos 2A = cos^2 A - sin^2 A   
            = 1 - 2 sin^2 A 
            = 2 cos^2 A - 1
tan 2A = \frac{2 tan A}{1 - tan^2 A} = \frac{2 cot A}{cot^2 A - 1} = \frac{2}{cot A - tan A}

Rumus sudut rangkap tiga

sin 3A = 3 sin A - 4 sin^3 A
cos 3A = 4 cos^3 A - 3 cos A

Rumus setengah sudut

sin \frac{A}{2} = \pm \sqrt{\frac{1-cos A}{2}}
cos \frac{A}{2} = \pm \sqrt{\frac{1+cos A}{2}}
tan (A - B) = \frac{tan A - tan B}{1 + tan A tan B}

KANDUNGAN DALAM PEMBUKAAN UUD 1945


 

 Hasil gambar untuk UUD

Assalamualaikum.wr wb.

Jumpa lagi nih,kali ini saya akan berbagi pengetahuan soal kewarganegaraan,tepatnya kandungan dalam pembukaan UUD 1945.

UUD 1945 adalah dasar konstitusi negara kita tercinta REPUBLIK INDONESIA yang di susun oleh para pendiri bangsa sebagai pedoman pelaksanaan pemerintahan dan pedoman hidup masyarakat dan bangsa indonesia itu sendiri.tapi apakah kita sebagai masyarakat telah memahami kandungan-kandungan yang terdapat di dalamnya.

Untuk itu,marilah kita sama-sama menyimak kandungan-kandungan dalam pembukaan UUD 1945 berikut ini:
  1. Alinea pertama.
Intinya : hak asasi. 
Dalam alinea pertama ,terdapat 2 fungsi menyangkut hak asasi yaitu:
  • objektif               :"bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa"
  • subjektif              :"dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan"
      2  Alinea kedua. 
Intinya : cita-cita bangsa.
 
Dalam alinea kedua tersurat cita-cita bangsa indonesia yaitu :"merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur."
 
      3  Alinea ketiga.
 
Intinya : masyarakat yang berketuhanan (religius).
 
Dalam alinea ketiga tersurat pernyataan yang menggambarkan karakter bangsa indonesia yang religius,yaitu : "atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan di dorongkan oleh keinginan luhur,supaya berkehidupan kebagsaan yang bebas,"
 
      4  Alinea keempat.
 
Intinya : tujuan nasional.
 
Dalam alinea keempat terdapat tujuan nasional negara republik indonesia yang terbagi atas tujuan umum dan tujuan khusus,yaitu :
  • tujuan umum         :"melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa"
  • tujuan khusus        :"melaksanakan ketertiban dunia"

Itulah kandunga-kandungan yang terdapat dalam pembukaan UUD1945,semoga bermanfaat bagi kita semua .AMIN...

Selasa, 09 Mei 2017

LANGKAH-LANGKAH MEMAHAMI PUISI

Langkah-langkah untuk memahami dan menikmati puisi adalah sebagai berikut :
1.       Menyingkap judul;
2.       Memahami makna kata-kata kunci;
3.       Mengusut rujukan kata hanti;
4.       Mempelajari konteks penciptaan;
5.       Merumuskan makna utuh.
1.       Menyingkap judul
Judul merupakan identitas atau cap sebuah puisi. Biasanya judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara garis besar. Mursal Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci untuk menengok makna keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul tersebut dapat terbuka makna yang ada dalam sebuah puisi
Untuk menyingkap makna sebuah judul, harus dicari dulu makna lugasnya. Usahakan  memahami makna kata, frase, atau kalimat demi kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah puisi, sebaiknya menggunakan makna baku terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus. Setelah itu baru mencari makna tambahannya.
2.       Memahami Makna Kata Kunci
Dalam setiap puisi terdapat beberapa kata yang menentukan makna puisi itu. Kata-kata seperti itu dinamakan kata kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair dalam puisinya, misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata asing, atau kata-kata yang sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan memberi garis bawah, mencetak miring, dan sebagainya.
Makna kata dalam sebuah puisi meliputi makna lugas atau makna leksikal, makna citraan atau makna imajis, dan makna lambang. Jadi untuk memahami puisi, ketiga makna tersebut harus diungkapkan
a.       Makna Lugas
Makna lugas adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang maknanya sesuai dengan makna leksikal atau makna yang terdapat dalam kamus. Dalam puisi-puisi muka, pada umumnya makna lugas dari kata-kata itu sudah diketahui dengan baik. Namun, ada beberapa kata yang mungkin perlu di cari maknanya di dalam kamus agar makna kata tersebut bisa di pahami dengan baik.
b.      Makna Citraan atau Makna Imajis
Dalam memilih sebuah kata, seorang penyairtidak hanya bermaksud menyampaikan makna lugas saja. Lebih dari itu, penyair membentuk citraan atau imaji tertentu pada pikiran pembacanya. Makna yang ditimbulkan itu disebut makna citraan atau makna imajis.
c.       Makna Lambang
Penyair seringkali memberi beban pada kata tertentu melebihi makna yang biasa dikandung makna kata tersebut. Dalam puisi, sebuah kata dapat saja merupakan lambang dari sesuatu  di samping memiliki makna yang biasa. Beban tambahan itu disebut makna lambang sebuah kata. Pembaca harus berupaya untuk menyingkapkan makna lambang sebuah kata dalam puisi dengan beberapa kemungkinan yang ada.
3.       Mengusut Rujukan Kata Ganti
Penyair sering menggunaka kata ganti, kata penyapa, atau nama seseorang dalam puisinya. Penggunaan kata-kata tersebut sering secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa yang dirujuk dengan kata-kata tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut rujukan yang dimaksud penyair dengan kata-kata itu.
4.       Mempelajari Konteks Penciptaan
Kadang-kadang untuk memahami puisi tidak cukup hanya dengan membaca apa yang tersurat dalam puisi, tetapi juga perlu mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi tersebut. Hal-hal tersebut misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan hidup penyair, latar belakang penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan, dan sebagainya. Semua itu disebut dengan konteks penciptaan.
5.       Merumuskan Makna Utuh
Makna utuh sebuah puisi adalah makna keseluruhan dari puisi itu, baik makna tersurat, tersirat, maupun yang berkaitan dengankonteks penciptaannya. Untuk merumuskan makna utuh dalam sebuah puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang, dan konteks penciptaan puisi itu. Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna utuh atau pengalaman penyair. Dengan memahami sebuah puisi berarti kita telah mencoba memahami perasaan, pikiran, dan gagasan orang lain (penyair) yang dituangkan secara khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan bertambah. Dengan bertambahnya pengalaman dan wawasan itu terasa ada kepuasan batin karena telah dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain

10 Orang sukses Indonesia tanpa ijazah

1. Andy F. Noya
PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana… Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,” tutur Andy.
2. Adam Malik
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
3. M. H. Ainun Najib
Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).
4. Abdullah Gymnastiar
kiai yang kmarin2 ini santer dengan kasus poligaminya, ternyata sukses menjadi kiai dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. Walaupun sudah lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini blm mengambil ijazahnya.
5. Ajip Rosidi
Dia menolak ikut ujian akhir SMA karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. “Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA , pada usia 29 th diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Univ. Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
* Sekolah Rakyat 6 tah di Jatiwangi (1950)
* Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
* Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
6. Bob Sadino
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 th mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 t. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada th 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
7. Andrie Wongso
Anak ke 2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. Di usia 11 th (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.
8. Purdi E Chandra
Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk MURI lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 rb siswa tiap th.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa2 dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita2 dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh Indonesia.
9. Hendy Setiono
Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya. Modalnya hanya Rp 10 jt atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala koboi (burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah. Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan Jakarta.
10. Buya Hamka
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 th, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
Diberdayakan oleh Blogger.